LENGKAP TAPI PERANNYA HILANG
Pada siang hari yang cerah angin berhembusan dengan sejuk. Ada seorang anak yang bernama Zildhan Saputra dia berumur 18 tahun, dia sudah tidak bersekolah lagi. Karena orang tuanya tidak bisa membayar uang sekolah anaknya dikarenakan ekonomi yang tidak mendukung.
Pada suatu malam yang tenang,, Zildhan sedang bermain piano ketika sedang asyik bermain piano zildhan mendengar orang tuanya bertengkar. Dia pergi ke luar dia pergi dari rumah. Sebelum dia pergi dari rumah dia sempat bilang ke orang tuanya
"Gwa akan pergi dari rumah ini jangan pernah cari gwa" Ucap Zildhan dengan nada marah
"Mau pergi kemana kamu,, Sana masuk kamar!!!"Sambung ayah kepada Zildhan.
"Gwa tidak mau"Jawab Zildhan dengan tidak suka.
"Zildhan!!! Masuk kamar kamu"Ucap ayah dengan marah.
"Apaansih gwa itu udah dewasa,,Gwa bukan anak kecil lagi yang bisa lo bentak-bentak,,Gwa juga masih punya hati,,Dan lo nggak usah cegah gwa,,Setiap hari kalian bertengkar terus,,Gwa udah muak mendengar kalian dan gwa juga udah capek dengerin kalian setiap hari bertengkar..... Gwa tetap pergi dari rumah ini"Jawab Zildhan dengan frustasi.
"Dasar anak durhaka kamu"Ucap ayah.
"Terserah lo mau bilang apa ke gwa,,Gwa nggak peduli"Jawab zildhan yang keluar dari rumah.
Zildhan dan ayahnya sempat cekcok beberapa saat,,Setelah itu Zildhan langsung pergi dari rumah,, Ibu Zildhan hanya bisa menangis melihat Zildhan dan ayahnya adu cekcok,, Ibu Zildhan sudah tidak bisa melarai mereka karena ayah habis memukul ibunya dengan sangat keras. Zildhan tidak izin ke ibunya kalau dia mau pergi. Saat di perjalanan zildhan menahan isak tangis dan dia membawa motor dengan kecepatan tinggi. Dia langsung pergi kerumah temannya yang bernama fadlan.
sesampai nya Zildhan di depan rumah Fadlan dia langsung masuk saja di karenakan sudah biasa dan orang tua Fadlan juga tidak dirumah karena orang tua Fadlan dinas di luar negeri.
"Fad...Gwa nginap disini ya..."Ucap Zildhan dengan nada lusuh.
"Tumben banget lo mau nginap disini kesambet apaan lo"Balas Fadlan dengan nada bercanda.
"Biasanya juga gwa nginap disini kok"Jawab Zildhan.
"Iya sii....Lo juga udah jarang kok nginap disini....Eh kalau gwa liat-liat lo kok ngga kaya biasanya,Lo kenapa?"Tanya Fadlan ke Zildhan.
"Gwa sengaja nginap disini gwa ngga mau pulang"Jawab Zildhan.
"Kenapa lo ngga mau pulang??, Lo di pukul lagi sama ayah lo??"Tanya Fadlan bertubi-tubi ke Zlidhan.
"Nggak.... Bukan gwa yang di pukuli tetapi ibu gwa yang di kena pukul sama ayah gwa"Jawab Zildhan.
"Emangnya lo ngga mencegah ayah lo?"Tanya Fadlan lagi.
"Gimina caranya gwa mau mebcegah dia,,Baru aja gwa ngomong udah disuruh masuk ke kamar dan kamar gwa dia kunci dari luar sama dia untung nya gwa punya kunci cadangan makanya gwa bisa kesini,, Fad gwa udah capek kaya gini terus gwa udah muak dengan keadaan rumah"Jawab Zildhan dengan menahan air matanya.
"Zildhan lo yang sabar yaa... Nanti semuanya bakal baik-baik saja kok"Ucap Fadlan sambil menenangkan Zildhan.
"Yaudah sekarang lo istirahat yaa..."Perintah Fadlan.
"iya deh... Gwa istirahat bentar yaa.."Jawab Zildhan.
Jam dindin sudah menunjukkan pukul 23:55, Fadlan yang hendak istirahat pun tiba-tiba dia mendengar suara ketukan pintu menandakan ada tamu yang datang.
"Tok... Tok... Tok... Permisi fadlan..."Suara ketukan pintu.
"Siapa sih yang betamu malam-malam gini ngga tau orang mau istirahat apa"Gerutu Fadlan sambil menuju pintu rumahnya.
"Iyaa... Sebentarr..." Jawab Fadlan dari dalam rumah.
"ceklek" Pintu pun dibuka oleh Fadlan ternyata yang datang adalah ayah Zildhan.
"Eh om... Kirain siapa tadi,, Yaudah om masuk dulu yuk"Fadlan menawarkan ayah Zildhan untuk masuk tetapi ditolak oleh ayah Zildhan.
"Hmm...Ngga usah Fadlan om kesini cuma mau nanya ada Zildhan disini atau tidaknya saja,, Oh iya ada Zildhannya ada disini ngga?"Tanya ayah Zildhan.
"Eee...Ada om dia lagi dikamar saya om"Jawab Fadlan.
"Boleh om minta tolong untuk panggilkan dia"Ucap ayah Zildhan yang meminta tolong pada Fadlan.
"Hmm...Boleh om sebentar ya om saya panggilkan dulu Zildhannya"Jawab Fadlan sopan.
"oke...Makasih yaa"Ucap ayah Zildhan.
"Iya om sama-sama,,Om duduk aja dulu yaa"Balas Fadlan.
"Dhan ayah lo nyari tuh dia di bawah nungguin lo"Ucap Fadlan membangunkan Zildhan.
"Ha? Ayah gwa?"Ucap Zildhan bingung.
"Iyaa...Udah sana lo turun ayah lo udah nungguin lo tuh"Jawab Fadlan.
"Ngapain sih dia kesini,Malas banget gwa liat muka dia"Ucap Zildhan kesal.
"HEH!!! Lo ngga boleh gitu mau gimana pun dia tetap ayah lo Dhan"Ucap Fadlan.
"Yaudah gwa kebawah dulu" Ucap Zildhan ke Fadlan.
Dengan perasaan terpaksa dia menemui ayahnya yang berada di bawah.
"Mau ngapain lo cari gwa?" Tanya Zildhan ke ayahnya tanpa melihat ayahnya sedikitpun.
"Pulang yok sama ayah kasian ibu di rumah sendirian" Ajak ayah.
"Gwa ngga mau pulang sama lo gwa bisa pulang sendiri dan lo ngga usah repot-repot menjemput gwa kesini" Jawab Zildhan yang menolak
"Trus kata lo tadi ibu di rumah sendirian emangnya lo mau kemana HAH??" Bentak Zildhan ke ayahnya.
"ZILDHAN!!! Ayah ngomomg baik-baik sama kamu tapi kenapa kamu malah membentak ayah?" Tanya ayah.
"KARNA LO NGGAK PANTAS DI SEBUT SEBAGAI SEORANG AYAH!!" Teriak Zildhan di depan ayahnya.
PLAKK!!!
Sebuah tamparan medarat di pipi Zildhan,, Pipi Zildhan memanas akibat tamparan dari ayah nya.
"EMANG NGGAK PANTAS LO HIDUP,, NGAPAIN LO HARUS DI DUNIA INI HAH!!!" Teriak ayah kepada Zildhan.
"NGAPAIN LO MASIH DISINI PERGI LO" Ucap Zildhan
"Om udah om mending om pulang ini juga udah malam om nggak enak kalau di denger orang" Ucap Fadlan menghentikan pertengkaran.
"Yaudah Fadlan maaf ya om sudah mengganggu kamu maaf juga ya om juga meribut,, Yaudah om pulang dulu yaa.." Ucap ayah Zildhan yang berpamitan.
"Iya om gapapa... Aku paham kok om... Oh iya om Zildhan disini dulu ya om" Ucap Fadlan kepada ayah Zildhan.
Ayah Zildhan pun pulang meninggalkan Zildhan dan Fadlan. Hanya ada keheningan diantara mereka berdua lalu Fadlan memcah suasana hening dengan memulai pembicaraan.
"Dhan... Lo gapapa kan??" Tanya Fadlan
"Gwa gapapa kok lo tenang aja yaa... Nggak usah khawatirin gwa" Jawab Zildhan dengan senyuman.
"Tapi Dhan pipi lo merah gara-gara kena tampar sama ayah lo" Ucap Fadlan yang khawatir terhadap Zildhan.
"Udah gwa gapapa ko lagian juga gwa udah biasa diginiin sama ayah gwa" Jawab Zildhan.
"Yaudah daripada lo khawatir sama gwa mending tidur yuk ini udah larut malam" Ajak Zildhan ke Fadlan.
"Yadah ayok" Jawab Fadlan
"Eh... Tapi lo duluan aja tidurnya gwa bentar lagi yaa..." Ucap Zildhan yang ingin menenangkan pikirannya.
"Kenapa lo ngga langsung tidur aja?" Tanya Fadlan
"Gwa mau menenangkan pikiran gwa dulu nanti gwa susul aja lo" Jawab Zildhan
"Yaudah tapi lo tiddur jangan terlalu larut nanti penyakit lo kakmbuh" Ucap Fadlan yang memperingati Zildhan.
(Zildhan mempunyai penyakit arteri koroner)
"Iya iyaa... Makasih ya lo udah ingatin gwa" Ucap Zildhan.
"Iya sama-sama,, Yaudah gwa tidur duluan ya.." Ucap Fadlan yang meninggalkan Zildhan.
Pada jam 01:45 Zildhan sudah mengantuk dan akhirnya ia memutuskan untuk tidur setelah merasa pikirannya tenang. Zildhan idur di kamar tamu yang berada tidak jauh dari kamar Fadlan.
//Skip pagi
Pada pagi hari yang cerah dan burung burung pun berkicau dengan merdunya dapat membangunkan Fadlan.
Fadlan mengetuk pintu kamar yang Zildhan tempati,,Fadlan membangunkan Zildhan.
"Tok.....Tok....Tok... Zildhan..." Fadlan menegtuk pintu dan juga sekaian membangunkan Zildhan.
Zildhan terbangun karena mendengar suara ketukan yang menandakan ada seseorang di luar kamarnya.
"Hoamm..... iyaaa sebentar..." Jawab Zildhan dari dalam kamarnya.
//Ceklek... Pintu di buka oleh Zildhan dan ternyata yang mengetuk pintu kamarnya adalah Fadlan.
"Zildhan ayo sarapan,,sarapan udah gwa siapin di dapur" Ajak Fadlan untk sarapan.
"Hmm... Iya bentar ya gwa mau mandi" Jawab Zildhan dengan sedikit ling lung karena baru bangun.
"Yaudah sana lo mandi pake aja baju gwa dulu" Ucap Fadlan menyuruh Zildhan untuk mandi dan memakai pakaiannya aja dulu karena kan Zildhan dia pergi ke rumah Fadlan tidak membawa apapun.
"Iya iya.. Makasih ya gwa jadi ngga enak sama lo" Ucap Zildhan yang sungkan samaFadlan yang udah terlalu baik sama dirinya.
"Udah gapapa lo teman gwa,,apa salah nya gwa bantu lo,, Lagian ya kita itu udah berteman lama yakali gwa ngga mau nolong lo di saat kondisi lo sedang tidak baik-baik saja,, Yaudah lo mandi aja sana trus lo pake aja baju gwa yaa ngga usah sungkan sama gwa anggap aja ini rumah lo sendiri" Ucap Fadlan kepada Zildhan.
"Yuadah deh,,, makasih yaaa lo udah baik sama gwa" Ucap Zildhan yang berterimakasih ke Fadlan udah paham kondisinya.
Mereka pun sarapan di meja makan,, Setelah mereka sarapan,, Zildhan mengajak Fadlan untuk pergi jalan-jalan pagi karna Zildhan bosan tidak ngga ngapa-ngapain.
"Fad... Jalan-jalan pagi yok bosan gwa" Ajak Zildhan yang bosan dirumah.
"Yaudah ayok,, Pake motorkan?" Tanya Fadlan kepada Zildhan.
"Yaiyalah yakali jalan kaki" Jawab Zildhan.
"Yaudah ayok gwa juga bosan sih" Ucap Fadlan.
Mereka pergi jalan-jalan pagi menggunakan motor dan Fadlan menyuruh Zildhan untuk jalan duluan biar Fadlan yang mengikutinya di belakang.
"Lo duluan aja dhan,, biar gwa ikutin lo dari belakang" Ucap Fadlan.
"Yaudah gwa duluan ya" Ucap Zildhan.
"Oh iya lo bawa motor jangan ngebut-ngebut ya" Ucap Fadlan yang memperingati Zildhan.
//Brum... Brum..
Mereka berdua melajukan Motornya.
Kejadian semalam sangat menghantui pikiran Zildhan karena itu dia menjadi tidak fokus saat mengendarai motornya,,, Dan pada akhirnya Zildhan menabrak sebuah mobil truk dan,,,,
BRAAK!!!!
Fadlan mendengar suara,, Dan langsung menghampiri Zildhan yang sudah tidak sadarkan diri,, Tampa pikir panjang Fadlan langsung menelpon ambulan untuk membawa Zildhan kerumah sakit
Beberapa menit kemudian ambulan datang dan langsung membawa Zildhan ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit Zildhan langsung di larikan ke ruang UGD. Fadlan menunggu di depan pintu UGD dengan perasaan cemas,, Fadlan duduk di kursi tunggu sambil menatap pintu UGD yang tidak kunjung terbuka.
//Cheklek....
Akhirnya pintu UGD pun terbuka dan Fadlan langsung menghampiri dokter dan langsung menanyakan keadaan Zildhan.
"Dok... Bagaimana keadaan teman saya dok??" Tanya Fadlan yang khawatir kepada Zildhan.
"Keadaan saudara yang bernama Zildhan saputra sekarang sedang tidak sadarkan diri dan saudara Zhildhan juga mengalami pendarahan hebat di kepalanya di sebabkan benturan yang cukup keras dan mengakibatkan kepalanya bocor,,Dan juga ada beberapa luka di pergelangan kaki nya dan pergelangan tangannya " Jawab dokter yang menjelaskan keadaan Zildhan.
"Boleh saya masuk untuk melihatnya dok" Tanya Fadlan kepada dokter.
"Boleh silahkan" Jawab dokter
"Makasih ya dok..." Ucap Fadlan dan langsung masuk kedalam ruangan Zildhan.
"Iya sama-sama..." Jawab dokter dan langsung meninggalkan tempat itu.
Fadlan melihat kondisi Zildhan dia tak kuasa untuk tidak mengasih kabar keluarga Zildhan. Fadlan langsung menelpon ayahnya Zildhan.
Namun...saat Fadlan menelpon ayah Zildhan telpon Fadlan di tolak berkali-kali, Fadlan tidak putus asa untuk menelpon orang tua atau kerabat dekat Zhildhan, namun sayang nya tidak ada satu pun yang menjawab telpon dari Fadlan.
Fadlan akhirnya menyerah untuk menelon keluarga Zhildhan.
"Dhan... Maafin gw harusnya gw ngga ngebiarin lo jalan lebih dulu daripada gw,Dhan plis bangun gw takut ayah lo marah sama gw Dhan, Maafin gwa..." Ucap Fadlan lirih takut Zhildhan kenapa-napa.
//Dua hari kemudian....
Di pagi yang sangat cerah fadlan terbangun dari tidurnya sembari menunggu kedatangan keluarga Zhildhan dan menunggu Zhildhan terbangun dari komanya
"Hooaammm.... " Ucap Fadlan ketika baru bangun. Fadlan melihat kondisi Zhildhan yang masih terbujur lemas di ranjang rumah sakit tersebut.
"Dhan lo kapan bangun sii gw bosan tau ngga ada teman,, lu tidur mulu gw mau cerita cerita sama lo lagi dhan" Ucap Fadlan yang ngomong sendiri berharap Zhildhan akan bangun.
Tidak beberapa saat suster datang untuk mengecek kondisi Zhildhan.
//cheklek...
Pintu pun terbuka dan memperlihatkan siapa orang di balik pintu tersebut ternyata yang membuka pintu tersebut adalah suster yang ingin memeriksa kondisi Zhildha.
"Selamat pagi tuan" Sapa suster menyapa Fadlan.
"Pagi juga sus" Sapa balik Fadlan ke suster.
Suster pun mengecek kondisi Zhildhan,"Tuan harap tunggu di luar sebentarya.." Pinta suster pada Fadlan.
"Baik sus" Jawab Fadlan dan langsung menunggu diluar rungan.
Beberapa menit kemudian suster keluar dari ruangan Zhildhan. Fadlan langsung menanyakan kepada suster bagaimana keadaan temannya yaitu Zhildhan.
"Sus bagaimana keadaan teman saya sus?" Tanya Fadlan kepada suster.
"Kondisi pasien saat ini makin memburuk akibat pembocoran di kepalanya" Jaeab suster menjelaskan kondisi Zhildhan.
"Humm... Yasudah sus saya masuk lagi ya keruangan pasien" Ucap Fadlan dengan nada lesu.
"Eh tunggu tuan.." Ucap suster yang membuat langkah Fadlan terhenti.
Fadlan berbalik badan dan bertanya kepada suster.
"Eh iya sus kenapa ya?" Tanya Fadlan.
"Pasien mengidam penyakit arteri koroner stadium 4 tuan.." Ucap dokter menjelaskan.
"HAH!!! Sus beneran? ini nggak mimpikan sus??" Tanya Fadlan memastikan dengan tatapan cemas.
"Ini beneran tuan, ini semua tidak mimpi tuan" Jawab suster.
"Tuan saya permisi dulu ya..." Pamit suster dan lamgsug meninggalkan Fadlan senirian.
"Hah ini semua nyata? Dhan kenapa lo nggak pernah cerita ke gw kalo lo punya penyakit mematikan kaya ini kenapa dhan KENAPAAA..." Ucap Fadlan yang tidak percaya dan seddikit frustasi.
Fadlan memasuki ruangan Zhildhan dan membangunkan Zhildhan.
//Cheklek...
"Dhan bangun dhan plis bangun Zhildhan.." Ucap Fadlan membangunkan Zhildhan yang tidak sadarkan diri akibat koma yang dialaminya. Setelah beberapa saat kemudian tida ada pergerakan dari Zhildhan dan Fadlan pun pasrah, fadlan tertidur di tepi ranjang Zhildhan karena sudah cape membangunkan Zhildhan yang tidak kunjung bangun, tiba-tiba Fadlan mendengar suara yang tidak asing baginya, "tuutt........tuutt....... tuutt...." Suara tersebut menandakan bahwa jangtung Zhildhan melemah, pada saat itu juga Fadlan memanggil dokter.
"Dokterrrr!!! Jantung Zhildhan melemah dok" ucap Fadlan yang memanggil dokter.
"Baik tuan saya akan memeriksa pasien" Ucap dokter dan langsung memriksa kondisi Zhildhan.
"Dok tolong teman saya dok dia sekarat dok" Ucap Fadlan yang berusaha menahan bendungan air di kelopak matanya.
"Tuan tenang dulu yaa saya akan memompa jantung pasien" Ucap dokter yang menenangkan Fadlan.
Dokter mengambil alat pemompa jantung tersebut dan memopa jantung Zhildhan.
"Ayok kita lakukan suster" Ucap dokter kepada dokter.
"1....2.... Jedag belum ada kemajuan, ayo sus kita lakukan lagi.
1....2..... Jedag astaghfirullah makin melemah, sekali lagi sus.
1....2..... Jedag Ttuuuuuuuttt......."
Suara sudah tidak asing bagi lagi di telinga Fadlan, Fadlan membangunkan Zhildhan tetapi Zhildhan tidak kunjung terbangun.
"Innalillahi wainnailaihi raji'un saudara Zhildhan saputra telah meniggal dunia" Ucap doker sambil mencabut alat alat yang terpasang di tubuh Zhildhan dan menutup seluruh tubuh Zhildhan dengan kain.
"ZHILDHAN... Dhan lo kenapa pergi lebih dulu dari gw dhan hiks... hiks..." Ucap Fadlan dengan yang sudah tidak kuasa menahan air matanya, walaupun pada akhirnya Fadlan tetap menangis karena kepergian Zhildhan.
"Dhan kalo lo pergi duluan trus gw sama siapa disini dhan? Zhildhan teman gw cuma lo doang dhan kenapa harus secepat ini dhan? //hiks.. hiks.." Ucap Fadlan yang sudah terisak sambil memeluk jasad Zhildhan.
"Zhildhan... Lo udah nggak sakit lagi kan? Lo udah sembuhkan? Tapi dhan lo sembuh untuk selama-lamanya dhan, dhan lo nggak ngerasain rasa sakit lagikan?" Tanya Fadlan kepada Zhildhan yang sudah sudah terbujur kaku di ranjang rumah sakit.
"Permisi tuan saya akan mengevaluasi mayat atas nama Zhildhan Saputra." Ucap 1 suster yang ingin mengevaluasi Zhildhan.
Zhildhan di bawa ke ruangan mayat bersama beberapa suster, Zhildhan di mandikan dan di shalatkan.
Setelah di shalatkan Zhildhan pun di antar ke pemakaman, sesampainya di pemakaman dan Zhildhan pun sudah di makamkan. Fadlan menangis karena harus melepas kepergian sahabatnya untuk selama-salamanya.
Ketika semua orang sudah pulang dari pemakamannya zhildhan, tinggallah Fadlan sendiri di pemakaman tersebut Fadlan masih tidak menyangka bahwa kepergian sahabatnya secepat itu dan di saat kepergiannya tidak ada satupun keluarganya yang datang melihatnya untuk yang terakhir kalinya.
"Huhh... dhan gw pulang dulu yaa... assalamualaikum" Ucap Fadlan yang berpamitan kepada Zhildhan.
Fadlan melajukan motornya menuju pulang kerumahnya, sesampainya di rumah Fadlan langsung membersihkan dirinya, usai ia membersihkan dirinya, Fadlan berniat untuk kerumah Zhildhan dan memberi tahu orang tuanya.
Fadlan yang sudah siap pun menyalakan motornya untuk pergi ke rumah Zhildhan, sesampainya Fadlan di rumah Zhildhan tanpa pikir panjang Fadlan langsung menekan bel rumah Zhildhan.
"Ding... Dong.... Assalamualaikum...." Ucap Faadlan sambil menekan bel.
"Iyaa.. sebentarr" Jawab seseorang dari dalam rumah.
Pintu pun di bukakan oleh ibu Zhildhan.
//Cheklek...
"Eh nak Fadlan ternyata silahkan masuk dulu nak" Ucap ibu Zhildhan yang menyuruh Fadlan untuk masuk terlebih dahulu.
"Eee... Nggak usah bu,, tujuan saya kesini hanya ingin menyampaikan bahwa...." Ucap Fadlan yang terputus karena dia tidak tah mau bilang apa kepada ibu Zhildhan.
"Bahwa apa nak Fadlan??" Tanya ibu Zhildhan cemas.
"Ibu jangan panik dulu ya bu.. Batusan tadi pagi Zhildhan meninggal bu" Ucap Fadlan dengan nada yang semakin pelan dan menunduk.
"HAH!!! Apa? Nak Fadlan kamu tidak bohong kan?? Anak ibu masi hidupkan?" Tanya ibu Zhildhan yang terkejut akan berita kematian anaknya tersebut.
"Maaf bu,, saya tidak bohong, saya dan pihak rumah sakit sudah berusaha untuk menghubungi ibu dan kerabat Zhildhan yang lain tetapi... Tidak ada satupun yang bisa di hubungi" Ucap Fadlan menjelaskan semua yang terjadi.
Ibu Zhildhan terdiam mematung karena tidak percaya bahwa anaknya sudah tiada.
"Nak... Ap-apakah ka-kamu bi-bisa mengantarkan i-ibu ke ma-makan anak ibu nak?" Ucap ibu Zhildhan denganr terbata-bata dan menahan isak tangisnya.
"Bisa bu.." Jawab Fadlan ramah.
"Ayo naik bu.." Kata Fadlan yang membantu ibu Zhidhan untuk naik ke motornya, lalu mengantarkan ibu Zhildhan ke makamnya.
Sesampainya di makan Zhildhan,, ibunya terdiam terpaku akan hal apa yang ada di depannya. Pada saat itu juga tangis ibunya pun pecah karna melihat batu nisan di hadapannya bertuliskan nama "Zhildhan saputra".
"An-anak ibuu?? Ini beneran kamu dibawah sana nakk?? ANAK IBUUU..." Tangis ibu Zhildhan yang kian histeris.
Fadlan hanya bisa terdiam dan menangis melihat ibu yang kehilangan anaknya tersebut, ditambah lagi ketika detik-detik terakhir anaknya tidak ada satupun keluarga yang melihat wajah polosnya.
"Nak.. Maafin ibu nakk.. Kamu sudah tenang ya di sana, tapi nakk kenapa di saat hari terakhir kamu ibu tidak bisa melihat wajah kamu nakk..?? Nakk ayoo lihat ibu disini nakk.. Nakk ayo bantu ibu dari ayah nakk,, ia makin hari makin kasar pada ibu nakk,, tidak ada yang bisa lindungin ibu nakk di saat ayah kamu menampar ibu,,, nakk ayah kamu masih sering mukulin ibu nakk... Maafin ibu yaa sayangg" Ucap ibu Zhildhan dengan isak tangisnya yang ingin anaknya kembali hidup di dunia ini.
"Buu.." Ucap Fadlan yang memulai bicara.
Ibu Zhildhan melihat Fadlan dengan tatapan yang penuh kasihan, matanya udah merah dan pipinya udah dibasahi oleh air mata yang tiada hentinya.
"Nak Fadlan ini beneran anak ibu Zhildhan??" Tanya ibu Zhildhan dengan penuh harapan kepada Fadlan.
Fadalan pun menghela nafasnya panjang.
"Huhh.. ibuu itu beneran anak ibuu,, kan namanya saja udah Zhildhan saputra buu" Jawab Fadlan dan menjelaskan.
Ibu Zhildhan pun terdiam sejenak, lalu menatap makam anaknya tersebut.
Fadlan melihat jam tangan yanng ia kenakan, waktu sudah menunjukkan pukul 17:25 pertanda jikalau hari sudah sore dan mau malam.
"Buu.." Ucap Fadlan membuka suara.
"Iya nak... Kenapa" Jawab ibu Zhildhan sayu.
"Buu.. sebaiknya kita pulang karna hari sudah mau malam ngga baik lama-lama disini bu.." Ucap Fadlan yang berysaha mengajak ibu Zhilldhan pulang.
"Nak.. kamu duluan saja pulangnya ya,, ibu masi mau disini menemani anak ibu,, di bawah pasti dingin ibu tidak mau Zhildhan kedinginan dibawah sana nak.." Ucap ibu Zhildhan yang menolak ajakan Fadlan.
"Bu.. hari sudah mau malam bu.. ngga baik ibu disini sendiriian buu.." Ucap Fadlan kekeh mengajak ibu Zhildhan pulang.
"Ibu ngga mau pulang ibu masih mau disini menemani Zhildhan" Ucap ibu Zhildhan yang masi menolak ajakan Fadlan.
"Ibuu.. ayo pulang sama Fadlan buu,, nanti ibu di cariin bu.. satu lagi kalo ibu ngga mau pulang nanti Zhildhan marah ke ibuu.. ibuu mau yaa pulang sama saya" Ucap Fadlan yang berusaha membujuk ibu Zhildhan.
Beberapa menit kemudian ibu Zhildhan pun meng-iyakan ajakan Fadlan dengan sangad berat hati umtuk meninggalkan makam Zhildhan.
"Ayo bu, ibu duluan saja jalan saya ikuti ibuk dari belakang kok,," Ucap Fadlan dengan lembut.
Setelah sampai di parkiran fadlan pun menyalakan motornya dan menyuruh ibu Zhildhan untuk naik ke motornya.
"Ayo buu,,,kita pulang" Ucap Fadlan yang mengajak.
"Ayo nak.." Ucap ibu Zhildhan yang menerima.
Fadlan pun menjalankan motornya dengan jecepatan sedang,, saat di perjalan hanya suara kendaraan saja yang memenuhi jalanan, sedangkan ibu Zhildhan hanya diam di saat di perjalanan pulang mereka.
Tidah terasa Fadlan dan ibu Zhildhan pun sudah sampai di rumahnya Zhildhan.
"Buu ayo turun kita sudah sampai di rumah bu.." Ucap Fadlan yang membuka suara.
"Ehh.. oh iya nakk sebentar.." Uap ibu Zhildhan yang turun dan sembari membukan helelm yang dipinjamkan Fadlan.
"Ini nak.. Helem punya kamu makasih yaa sudah mengantarkan ibu ke makannya Zhildhan" Ucap ibu Zhildhan yang berterimakasih telah mengantarkannya ke makam anaknya.
" Iya bu sama-sama,, oh iyaa bu saya pamit langsung pulang ya buu.." Ucap Fadlan yang sekalian ingin pamit pulang ke rumah.
" Ooo yaudah nak hati-hati yaa di jalan" Ucap ibu Zhidhan yang memperingati Fadlan.
" Iyaa buu, saya pamit Assalamualaikum." Ucap Fadlan yang pamit.
" Iyaa nak waalaikumsalam." Ucap ibu Zhildhan.
Fadlan pun melajukan motornya utnuk pulang kerumah,, ia melajukam motornya dengan kecepatan sedang.Beberapa menit kemudian Fadlan pun sampai di depan rumahnya.
"Huhh.. Akhirnya sampe juga di rumah.." Ucapnya sambil melepas helemnya.
Tok... Tok... Tok... Assalamualaikum... Bii.. Bibii" Ucap Fadlan yang memanggil bibinya.
" Waalaikumsalam" Jawab bibi siti dari dalam rumah sambil berjalan membukakan pintu.
//Cheklek...
Pintu pun di bukakan oleh bi siti menyuruh Fadlan untuk masuk kedalam rumah.
"Eeh sudah pulang ya nak, sini masuk bibi bikininteh anget yaa..." Ucap bi siti yang menyuruh Fadlan masuk.
" Iyaa bi,, kalo belum pulangkan ngga mungkin ada Fadlan disini bii,, bibi gimana sii" Jawab Fadlan dengan nada bercanda.
"Ih kan bibi cuma bercanda atuhh.." Jawab bibinya.
"Yaudah bi aku ke kamar dulu yaa,, nanti teh nya taro di meja makan aja ya bi" Ucap Fadlan dan langsung menaiki anak tangga menuju ke kamarnya.
"Baik nak Fadlan." Jawab bi siti yang sedang membuatkan teh untuk Fadlan.
Sesampainya di kamar Fadlan pun merebahkan badannya ke kasur lalu ia teringat sesuatu dengan apa yang ia simpan di laci nakas kamarnya, lalu ia beranjak duduk dan langsung memeriksa laci nakas miliknya, setelah mengutak atik isi nakasnya ia menemukan foto ia waktu kecil yang sedang di gendong oleh ayahnya dan bundanya beridiri di samping ayahnya, terukir senyum yang sangad indah di wajah bundanya. Karena menatapi foto itu Fadlan jadi kangen sama ayah dan bundanya yang sudah lama tidak pulang kerumahnya karena Fadlan sudah sedari sd di titipkan ke tantenya lalu pada saat tumbuh dewasa Fadlan pinda kerumahnya dan ia dicarikan pembantu oleh tantenya, alasan ia pindah kerumahnya adalah karena ia ngga enak tinggal di rumah tantenya sedangkan ia memiliki rumah sendiri dan memiliki uang yang cukup untuk kesehariannya. Fadlan memegangi foto tersebut hingga akhirnya air mata yang sudah dari tadi membendung akhirnya sudah tidak tertahankan lagi oleh Fadlan.
"Ayah... Bundaa... Kalian kapan pulang??" Ucap Fadlan sambil memeluk foto tersebut.
Fadlan pun menangis sejadi jadinya karena kangen sama orang tuanya.
"Bundaa.. Fadlan kangen sama bunda, setiap kali Fadlan ulanng tahun yang merayakan cuma bibi siti dan om tante aja bundaa.. Fadlan juga pengan di rayain bareng-bareng lagi sama bunda.. Fadlan bunda..." Ucap Fadlan yang kini kian terisak.
"Ayah.. Ayah ngga kangen sama Fadlan yaa... Fadlan disini kangen sama ayah... Fadlan juga pengen juga kaya anak-anak yang lain yah.. Selalu di manjakan sama ayah dan bundanya... Ayah ayo pulang sama bundaa Fadlan kangen yahh.." Lanjutnya ketika melihat foto sang ayah yang tersenyum begitu indah.
Karena menangis Fadlan pun akhirnya merasa mengantuk dan pada akhirnya tertidur sambil memeluk foto kecil tersebut.
Jam di dinding rumah Fadlan menunjukkan pukul 22:18, Fadlan pun terbangun dari tidurnya dan menyadari bahwa bi siti membuatkannya teh yang pada akhirnya tidak jadi ia minum karena ia ketiduran, ia bangkit dari kasurnya dan berniat mencuci muka agar sedikit lebih fresh,,ia menuju wc yang ada di kamarnya,,, sesudah ia selesai mencuci muka ia langsung turun ke bawah untuk mengambil makanan.
" Eehh.. Nak fadlan udah bangun??" Tanya bi siti.
"Hehee.. Iya bi,, habis tadi Fadlan kecapean terus ketiduran deh" Jawab Fadlan yang menjelaskan.
"Ooo... Pantesan tadi bibi panggil-panggil kamu ngga menyauti bibi" Ucap bibinya.
"Hehe maaf ya bii, gara-gara Fadlan bibi jadi teriak-teriak manggil Faldan" Ucapnya meminta maaf.
"Iyaa gapapa nak,, namanya juga kecapean ya wajar aja itu mah" Ucap bibinya yang memaafkan.
"Oh iya nak kamu belum makam malam ini sudah bibi siapkan nak" Ucap bi sit yang menyiapkan beberapa makan malam yang ia masak tadi.
"Ehh.. Iya bi, terima kasih bi" Ucap fadlan berterima kasih.
"Sama-sama nak" Ucap bi siti.
setelah di sediakan makan malam oleh bi siti lalu Fadlan makan malam dengan makanan tersebut.
3 BULAN KEMUDIAN
Pagi hari yang cerah angin berembus kencang, Fadlan sedang berdiri di balkon rumahnya. Ia termenung sejenak,, pada saat termenung terlintas di pikirannya ia teringat orang tuanya lagi,semenjak kematian Zhildhan ia merasa tidak memiliki teman lagi dan ia juga kehilangan tempat ceritanya.
"Nak Fadlan.. Ayo turun untuk sarapan dulu nak..." Ucap bibi dari luar kamarnya.
"Iyaa bii,, Fadlan turun" Ucapnya yang agak berteriak agar terdengar oleh bibinya.
Fadlan pun turun ke bawah dengan sedikit berlari ia menuruni anak tangga dan pada akhirnya ia sampai di meja makam.
"Ayo nak,, sarapan" Ucap bibnya memerintah.
"Baik bii" Ucapnya menjawab.
//Tring.. Tring... Tringg...
Telfon rumah pun berbunyi pertanda ada yang menelfon.
"Ehh.. Itu siapa yang menelfon bi??" Tanya Fadlan kepada bibi yang sedang sarapan.
"Nggak tau bibi nak," Ucap bibinya.
"Yaudah bi angkat dulu siapa tau penting" Ucapnya memeberi saran.
"Baik nak.." Ucap bibi ynag menegrti.
Bibi berjalan menuju temapat telepon rumah dan mengangkat telepon tersebut.
"Assalamulaikum,, ini dengan siapa yaa??" Ucap bibi yang menjawab telepon tersebut.
"Waalaikumusalam,,bibi ini saya Kayyasa bundanya Fadlan" Ucap kayyasa yang menjelaskan.
"Oohh bundanya Fadlan,, iya ada apa ya non??" Ucap bibi mengerti.
"Ini bii saya dan mas Cakra berencana untuk pulang karna suda lama juga tidak pulang mengjenguk Fadlan" Ucap Kayyasa.
Fadlan yang tidak tau apa-apa pum hanya bisa melanjutkan sarapannya.
"Ohh.. Non mau pulang kesini sama bapak??" Ucap bibi.
"Iya bii,, kemungkinan nanti sore kami sampai di rumah" Ucap Kayyasa yang menjelaskan.
"Ooo okee okee non,, Nanti sore non mau saya bikinin apa??" Tanya bibi agar bisa menyambut tuan rumahnya yang ingin pulang.
"Umm,, terserah bibi saja bii,, yang penting saya bisa makan bersama dengan Fadlan bii" Ucap kayyasa.
"Okee baik non" Ucap bibi mengerti.
"Umm yaudah ya bii,, saya mau chek in tiket pesawat dulu bii nanti kalo ada keperluan saya hubungi saja" Ucap kayyasa
"Ooo yaudah non,, non lanjut saja dulu saya juga mau membereskan rumah" Ucap bibi.
"Okee bii... Assalamualaikum" Ucap kayyasa.
"Waalaikumusalam non" Ucap bibi mengakhiri telepon.
Bibi siti menarok telepon rumah kembali ke temparnya,, dan berjalan menuju meja makan. Sampai di meja makan bibi pun juga ikut sarapan bersama Fadlan.
"Itu siapa tadi bi yang menelepon??" Tanya Fadlan.
"Itu tadi non sama bapak katanya mau pulang kerumah karna sudah lama tidak pulang kerumah mereka kangen sama kamu" Ucap bibi menjelaskan.
"HAH!!!.. Apaa bii??" Tanya Fadlan yang tidak percaya.
"Serius nak bibi tidak bohong, lagian ngapain juga bibi bohong ke kamu kan ngga ada gunanya" Ucap bibinya menjelaskan.
"seriuskan bii, bunda sama ayah pulang keini" Ucap Fadlan memastikan.
"Iyaa nak nanti sore ayah dan bunda kamu sampe disini sekarang mereka lagi chek in tiket pesawat" Ucap bibi yang meyakinkan.
"Wii nanti soree akhirnyaa,, bunda sama ayah pulang juga aku kangen mereka bii" Ucap Fadlan lega.
"Iya nak udah lanjutin gih sarapannya" Ucap bibi.
"Baik bi" Jawab Fadlan.
Fadlan pun melanjutkan sarapannya dengan nikmat dan dengan perasaan bahagia.
Fadlan telah selesai sarapan dan berniat untuk mandi dan pergi mencari ketenagan di luar rumah agar bisa menyalurkan rasa bahagianya.
"Bii Fadlan mandi dulu ya bii,," Ucap Fadlan yang telah selesai sarapan.
"Baik nak.." Jawab bibinya.
Fadlan meninggalkan meja makan dan menuju kamarnya,, sesampainya ia di kamar ia langsung mengambil handuk untuk mandi... Beberapa menit kemudian ia turun kebawah dengan keadaan yang sudah rapi dengan memakai jaket hitam andalannya.
"Ehh sudah rapi saja mau kemana nak??" anya bibi siti.
"Nggak ada bii cuma mau main saja keluar mencari angin..." Jawabnya.
"Ooo yaudah hati-hati ya nak.." Ucap bibinya memperingati.
"Baik bii,," Jawabnya.
Fadlan pun lansung mengambil kunci motornya dan melangkah keluar rumahnya,, ia menyalakan motor miliknya dan melajukan motornya.
Pada saat di motor ia bingun mau pergi kemana,, jadi karna ia bingung ia memutuskan untuk pergi ke makam nya Zhildhan untuk menyalurkan rasa bahagia yang ia rasakan.
Sebelum ia pergi ke makamnya Zhildhan ia membeli bunga terlebih dahulu,,sesampai di gang menuju tempat pemakana ada seeorang cewek yang sedang berjualan bunga.
"Mbak aku mau bunga nya 1 yaa sama airnya 1" Ucap Fadlan yang membeli.
"Ooo okee bentar ya bang,," Jawabnya sambil mengambilkan pesanan Fadlan.
"Ini bang,, totalnya 20k saja bang.." Ucapnya memberikan pesanan Fadlan.
"Ehh iyaa,, ini uangnya makasih ya mbak.." Ucap Fadlan sambil memberikan uangnya.
"Iya bang sama-sama" Ucap gadis tersebut dan menerima uang dari Fadlan.
Fadlan lalu melajukan motornya ke pemakaman umum tersebut.
Sesampainya di tempat pemakaman tersebut,, ia langsung memakirkan motornya dan masuk kedalan dan mencarimakam Zhildhan.
"Ih kayanya itu makan Zhildhan deh.." Ucapnya saat melihat makam Fadlan.
Ia berjalan menuju makan yang iay tunjuk.
"Nah iya kan makam nya Zhildhan.." Ucapnya dengan senang hati.
"Hai bro.. apa kabar lo di atas sana,, eh lo tau nggak hari ini bunda sama ayah gw pulang tauu.. Sayangnya lo ngga ada disini kalo misalnya ada pasti lo akan ketemu sama ayah bunda gw,, eh dhan gw kangen deh sama elo, gw mau pegi motoran lagi ama elo tapi lo malah ninggalin ge ih ngga asik si lo,, oh iya gw lupa bilang kalo misal waktu lo habis d makamkan ge pergi kerumah lo bilang ke ibu lo gw kasian liat ibu lo dhan sampe di sini dia nangis histeris trus juga dia ngga percaya kalo lo udah meninggal ia kangen ama lu dhan,, ternyata dhan ibu lo masi sering di puluki sama bapak lo dhan gw kasian liat nya,, ehh oh iyaa ini gw kesini bawain bunga buat lu ni sekalian gw kasi lo minum nii haha kaya orang gila gw dhan ngomong sendiri,, eh ngga sendiri deh gw kan lagi ngomong ama elu ya kan bro.. Eh ini udah mau sore gw pulang dulu yaa babay Zhildhan." Ucapnya dan beranjak pergi dari makam Zhildhan tersebut.
Ia berjalan ke parkiran dan membayar parkir lalu ia melajukan motornya untuk pulang.
Sesampainya di rumah ia langsung bergegas untuk mandi dan menunggu kedatangan orang tuanya.
//Dhing... Dhong...
Bel rumah mereka pun berbunyi pertanda ada tamu.
"Siapa itu bi??" Tanya Fadlan.
" Ngga tau nak bentar bibi bukain pintu" Jawab bi siti.
Bi siti pun membukakan pintu dan melihat 2 orang oknum berada di balik pintu.
//Cheklek..
"Ehh mbak Kayyasa dan pak Cakra too.. ayo mbak masuk pak.." Suruh bi siti dengan sopan.
Lalu Kayyasa dan Cakra pun masuk kerumah teresebut.
"Assalamualaikum.." Kayyasa dan Cakra memberi salam.
Fadlan pun yang sedang menonton televisi sambil ngemil pun mendengar suara yang sangat tidak asing bagi nya.
Ia menoleh ke samping dan melihat ada bunda dan ayahnya yang baru saja sampai.
"BUNDAAA...." Pekik Fadlan ketika melihat bundanya ia berlari dan memeluk bundanya.
Tetapi saat Fadlan ingin memeluk bundanya,, bundanya menghindari Fadlan.
"Jangan peluk saya" Ucap bundanya tegas.
Mendengar perkataan bundanya senyum bahagia yang tadinya ada di wajahnya sekarang berubah dengan wajah yang begitu prihatin.
"Bunda..." Ucapnya dengan nada yang begitu berusaha menahan isak tangisnya.
"Bunda Fadlan kangen sama bunda, bunda ayo peluk Fadlan bundaa" Ucapnya yang sangat ingin di peluk oleh bundanya.
"Nggak usah manja kamu, ketemu saya saja sudah syukurr" Ucap Kayyasa dengan nada ketus.
"Yuadah" Jawabnya sabar.
" Jangan ganggu bunda kamu dulu Fadlan" Ucap ayah Fadlan dengan penuh penekanan.
"Baik yah.." Jawabnya mengerti.
Kayyasa pun mengeluarkan amplop kuning dari tasnya,, dan menghempaskan amplop itu ke meja dengan begitu keras,, hingga seisi rumah terkejut dengan suara hempasan itu.
"INI SURAT CERAI AKU DENGAN MAS CAKRA" Ucap Kayyasa bertiak.
"APAA!!!" Ucap Fadlan kaget.
"Nak maafin bunda ya.. Bunda harus pergi jauh lagi dari kamu,,ayah kamu selingkuh nak sama janda beranak 1 dan ayah kamu menghamili janda tersebut" Ucap Kayyasa dengan emosi yang tertahan di dirinya.
"DIAM KAMU KAYYASA" Bentak Cakra.
"Apa yang aku bilang ke Fadlan emnag benar adanyakan??, Kamu hamilin anak orang, sedangkan kamu masih punya istri mas.." Ucap Kayyasa dengan isak tangis.
//PLAKK..
Sebuah tamparan melekat di pipi mulus Kayyasa.
"DIAM KAMU!!!" Bentak Cakra lagi.
"AYAHH!!" Ucap Fadlan yang berusaha menahan tangan atah nya tetapi ia terlambat.
"JANGAN PERNAH LO SENTUH BUNDA GW,, DASAR B4J1NG4N LO!!" Ucap Fadlan yang melindungi Kayyasa dari kekerasa ayahnya.
"SIAPA YANG NGAJARIN KAMU NGOMONG GITU FADLAN?? SAYA INI AYAH KAMU" Ucap Cakra yang terjekut dengan bahasa anaknya.
"LO BUKAN AYAH GW!! AYAH GW BAIK BUAKN KAYA LO, DASAR B4J1NG4N!!!" Ucap nya membahtah.
"ENAK SAJA KAMU BILANG SAYA INI BUKAN AYAH KAMU??" Ucap Cakra dengan penuh penekanan.
"LO BUKAN AYAH GW YANG DULU" Teriak Fadlan.
//PLAKK.
Cakra menampar pipi Fadlan dengan begitu keras, hingga mengeluarkan darah dari mulutnya.
Fadlan terdiam dengan apa yang terjadi, darah segar pun mengalir begitu saja dari mulutnya Fadlan.
Fadlan mengelap sudut bibirnya dengan baju kemeja yang ia kenakan.
"LO JAHAT!! BUNDA MENDERITA SAMA LO" Ucap Fadlan yang tidak terima bundanya di duakan oleh ayahnya sendiri.
"Nak.. Bunda pamit pergi ya.. Kamu disini sama ayah dan keluarga baru kamu yaa.. Bnda pamit Assalamualaikum" Ucap Kayyasa dan langsung pergi dari rumah dan melajukan mobilnya agar tidak di kejar oleh Fadlan.
"BUNDAA!!! BUNDA JANGAN PERGI FADLAN BARU SEBENTAR KETEMU BUNDA DAN BUNDA UDAH PERGI GITU AJA?? BUNDA SAMA AYAH SAMA-SAMA JAHAT,, INI SEMUA NGGA ADIL BUNDA" Teriaknya histeris melihat mobil yang di kendarakan bundanya sudah melaju jauh.
"SINI KAMU" Ucap Cakra menarik rambut Fadlan.
"AYAH LEPASIN!! RAMBUT GW SAKIT" Ucap Fadlan yang berusaha melepaskan tangan ayahnya.
"BERANI-BERANINYA KAMU MEMBILANGIN SAYA B4J1NG4N" Ucap ayahnya membentak.
"LEPASIN GW!!" Ucap Fadlan memberontak.
"NGGAK AKAN PERNAH AYAH LEPASIN KAMU" Ucap Cakra yang memegang erat pergelangan Fadlan.
Fadlan pun meiliki ide agar ia bisa kabur, ia melihat ada vas bunga bekas di dekatnya ia mengambil vas bunga tersebut dan...
//PRINGG!!
Suara pecahan kaca akibat Fadlan memukul ayahnay dengan vas bunga.
"DASAR LO S14LAN!1" Ucap Fadlan emosi.
Fadlan pergi keluar dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi, karna ia buru buru kabur dari rumah pada saat di perjalanan ia tidak fokus dengan jalanan dan pada akhirnya ia tidak menyadari bahwa di depannya ada sebuah truk yang melaju kencang.
dann //DUARRR!!
Suara tambrakan antar mobil truk dan sepeda motor memberhentikan orang yang sedang berkendara, semua orang berkerumunan dan ternyata ada korban jiwa yang kepalanya sudah dilumuri darah dan beberapa organ di badannya sudah ada yang patah,, beberapa warga berusaha menghubungi keluarga korban dan menghubungin ambulan,, sesampainya di rumah sakit, dakter menanyakan mana keluarga korban, tetapi masayarakat setempat bilang kalau tidak ada satu pun keluarga yang bisa di hubungi.
masyarakat menanyakat apa yang terjadi pada anak muda tersebut.
"Dok gima kondisi korban??" Tanya salah satu masyarakat.
"Korban ternyata sudah meninggal di tempat karena kepala korba terbetur sangad keras dan menyebabkan otaknya hancur dan beberapa tulanngnya patah" Jawab dokter
"innalillahi wainnailaihi rajiun" Ucap masyarakat.
Fadlan pun akhirnya di makamkan di samping makam Zhildhan.
"Hai Zhildhan kita ketemu lagi kan gw ngga bohong sama elu"
-END-
Beberapa bulan kemudian setelah kepergian zildhan fadlan tidak mempunyai teman yang seperti zildhan jadi dia juga capek hidup sendiri karena orang tua nya tidak kunjung kembali dari luar negeri sudah 8 tahun orang tuanya tidak pulang, dan fadlan pergi membawa motor nya dengan agak kencang dan dia juga melamun memikirkan zildhan karena dia tidak fokus membawa motor dia ditabrak oleh truk dan fadlan meninggal di tempat karena terlindas mobil truk itu fadlan dibawa kerumah sakit dan dia di makamkan di sebelah makamkan zildhan.
-END-
Komentar
Posting Komentar